Semua Karena Cinta Yang Sama
Usianya hampir genap 5 tahun sekarang. Perubahan yang paling mendasar dari dirinya adalah: Fatih tidak suka disentuh. Hal ini tidak hanya dengan orang yang baru saja ia kenal, tetapi juga orang yang telah dan sudah lama dikenalnya. Bahkan, ketika hendak mau tidur, ia tak lagi meletakkan tangan kakaknya ke dada atau ke pipinya, lalu tidur seperti biasanya. Ia akan marah, ketika kakaknya menarik tangan, sering juga sengaja ku angkat tangan kakaknya itu dan lalu meletakkannya ke bahu ku.
Tingkat kenakalannya juga meningkat. Tetapi, ia tak lagi berlama bermain di luar rumah. Meski begitu, Fatih seperti tak ingin dikendalikan siapa pun. Pun dengan pikirannya. Ia akan merengek sejadi-jadinya sampai mendapatkan apa yang ia inginkan tanpa mengerjakan syarat yang harus di penuhi.
Misalnya saja: Sepulangnya dari bermain, ia meminta uang jajan, dengan penuh harapan. Aku sering memberinya syarat, kalau tidak mandi, pasti mencium pipiku, atau pipi kakaknya. Dan tentu, ia menolak dan berontak. Menangis sejadi-jadinya, sampai gulingkan diri ke lantai rumah.
Siapa pun itu!. Saya juga sering mengalah, memberinya uang jajan dan membiarkannya berlari bergembira. Ya, begitulah kita, seorang lelaki. Sering sekali kalah dalam soalan cinta. Misalnya saja: Ketika berada di warung kopi, ada panggilan tlpn masuk yang bunyinya "Bang, cepat pulang". Kata istri.
Kita tak akan memperdulikan sesibuk dan seasyik apa obrolan kita di warung kopi itu, kalau sudah diperintah istri untuk pulang, sejurus kemudian kita pasti pulang. Meskipun dengan berat hati. Ya, sekali lagi, begitulah lelaki!. Ia akan kalah di bikin istrinya sendiri. Demikian lah bentuk cinta seorang lelaki kepada perempuannya: Penurut!. Ingat, bukan penakut, ya!.
Orang-orang sering beranggapan, bahwa lelaki yang penurut, sebenarnya penakut. Padahal, cinta lah yang membuatnya begitu. Karena cinta, kita sering mengalah. Mengalah demi cinta sebenarnya bagian dari kekuatan, bukan kelemahan. Dengan mengalah, hubungan keluarga menjadi kokoh. Istilahnya tahan badai: Dari godaan apapun, termasuk dari godaan lelaki dan perempuan jahat.
Ini pula hendaknya seimbang, tidak hanya lelaki, melainkan juga perempuan. Mengalah untuk lelakinya. Niscaya, lelaki akan luluh dan terpenting tak akan berpaling. Sebab, segalanya sudah ada padamu, kalau sudah begitu, tak ada lagi alasan lelaki meninggalkanmu, bukan?
Aku dan istriku, setiap hari berkenalan. Seolah, kami tak saling kenal sebelumnya. Karena bagi kami, hal yang terindah adalah ketika pertama kali kami berkenalan. Dari sana lah kami jatuh cinta, masing-masing memiliki rasa kagum. Seperti dihipnotis, tidak sadarkan diri akibat dimabuk asmara.
Atau dengan mengulang kenangan masa lalu. Misalnya saja saat bersama menyanyikan lagu cinta. Itu juga bisa membuat hubungan keluarga mu utuh. Tidak akan membosankan ketika kalian saling mendukung.
Atau memiliki cinta yang sama. Cinta yang sama yang dimaksud ialah mencintai anak-anak. Sebagian besar pasangan suami istri akan mempertimbangkan putra-putri mereka ketika mau berpisah. Karena mereka, niat perceraian sering di urungkan.
Aku dan Fatih juga begitu, kami berteman baik karena cinta yang sama. Fatih mencintai kakaknya, aku pula mencintai istriku yang merupakan kakaknya sendiri. Padahal, kami tak saling mengenal, aku hanyalah orang asing yang datang ke rumahnya. Tetapi, ia menyambut ku dengan baik. Sebab ia tau kalau aku mencintai kakaknya sudah pasti mencintainya juga.
Kami banyak menghabiskan waktu bersama. Aku sering mengajaknya ke warung kopi, ia juga sering menawarkan diri. Beberapa kali, ku abadikan momen kebersamaan kami. Suatu saat, mungkin ia ingin melihat dan mendengar cerita semasih kecilnya. Ia akan melihatnya dan mendengarnya di sini.
Posting Komentar untuk "Catatan: Tentang Muhammad Fatih"