Tradisi Mengayun Anak dalam Masyarakat Singkil

Tradisi Mengayun Anak dalam Masyarakat Singkil

Tradisi Mengayun Anak dalam Masyarakat Singkil

Tradisi mengayun anak merupakan salah satu kebiasaan lokal pada masyarakat Aceh Singkil. Dalam kebiasaan masyarakat yang dulunya bermukim di daerah aliran sungai, tradisi mengayunkan anak ini sangat umum ditemukan seantero langit Singkil.

Masyarakat Singkil yang hidup disepanjang sungai Cinendang dan Suraya itu, menyebutnya sebagai "menganggun anak".

Tradisi menganggun anak masyarakat Singkil, telah diwariskan dari generasi ke generasi dari hasil meniru dan mengamati. Seorang anak yang telah menjadi seorang ibu, akan menerapkan hal yang sama kepada anaknya, dari apa yang telah ia lihat dari ibunya.

Baik dari segi media maupun ungkapan-ungkapan yang keluar dari mulut sang bunda.

Biasanya, syair-syair yang dilantunkan saat menidurkan anak memuat pesan, harapan, nasehat, serta do'a-do'a kepada Tuhan sang Maha Pencipta.

Akan tetapi, seiring kemajuan teknologi, tradisi menganggun anak pada masyarakat Singkil saat ini hampir ditelan jaman. Namun, kami masih meyakini tradisi ini belum sepenuhnya hilang.

Hanya saja, mungkin pelaku tradisi menganggun anak ini belum menemukan jati diri, atau bahkan tidak mendapatkan tempat di hati masyarakat Singkil. Apalagi ditambah dengan tidak adanya dukungan dari dinas terkait, tentu hal ini berat untuk dilakukan.

Padahal, tradisi ini amat penting bagi kehidupan masyarakat Singkil pada khususnya. Sebab, menganggun anak bukan hanya mengajarkan kasih sayang kepada anak, terlebih merawat adat dan kebudayaan Singkil itu sendiri.

Oleh karenanya, dalam Perayaan Budaya ke 2 Desa Tanjung Mas ini, kami mengajak seluruh pengagum tradisi menganggun anak ini untuk dapat berpartisipasi dalam perlombaan menganggun anak yang terbuka untuk seluruh masyarakat Aceh Singkil dan Subulussalam.

Berbagi :